Blog > Artikel Digimar > 24 November 2025 • 15:00 WIB

Digital Marketing di Era “Perang Perhatian”

Author Sekolah Digimar

cover thumbnail

Hari ini, orang tidak lagi kekurangan informasi. Mereka kekurangan fokus. Setiap menit, kita bersaing dengan notifikasi, video 6 detik, dan algoritma yang tahu apa yang kita sukai sebelum kita sadar. Di tengah hiruk-pikuk itu, digital marketing berubah menjadi sebuah perang merebut perhatian.

1. Atensi adalah Mata Uang Baru

 

 

Dulu, bisnis berebut lokasi terbaik: dekat jalan raya, dekat mall, dekat keramaian.
Sekarang, bisnis berebut detik pertama di layar smartphone.

Satu detik pertama menentukan apakah:

Digital marketing bukan lagi tentang yang paling sering muncul, tapi siapa yang paling berhasil membuat orang berhenti scroll.

 

2. Algoritma: Musuh atau Sekutu?

 

Banyak yang membenci algoritma, padahal algoritma hanya mengikuti apa yang disukai manusia.

Jika kontenmu:

Sebaliknya, konten “seadanya” akan hilang tanpa jejak.

Digital marketer hari ini perlu belajar menciptakan momen kecil yang disukai manusia—bukan mengejar trik sementara.

 

3. Storytelling: Senjata yang Tidak Pernah Tergantikan

 

Teknologi berubah cepat, tapi emosi manusia tidak.
Setiap konten yang menang, sebenarnya menang karena satu hal: cerita.

Orang membeli bukan karena diskon, tapi karena:

Digital marketing tematik hari ini adalah memanusiakan merek.

 

4. Data: Kompas di Hutan Digital

 

Dalam hutan konten yang padat, data adalah kompas. Tanpa data, brand hanya menebak-nebak.

Data bisa menjawab:

Brand yang menang bukan yang paling kreatif atau paling kaya.
Tapi yang paling cepat belajar dari datanya sendiri.

 

5. Dari Penjualan ke Kepercayaan

 

Hari ini, orang tidak membeli dari brand yang paling keras promonya.
Mereka membeli dari brand yang paling bisa dipercaya.

Kepercayaan dibangun dari:

Digital marketing bukan hanya menjual produk, tapi membangun hubungan jangka panjang.

 

Kesimpulan: Digital Marketing adalah Seni Bertahan di Tengah Kebisingan

 

Di dunia yang semakin bising, digital marketing bukan sekadar strategi. Ia adalah seni:

Siapa yang mampu menggabungkan kreativitas + data + konsistensi, dialah yang akan bertahan dan tumbuh.

Artikel Terkait

Jadi Murid sekarang !

Investasi leher ke atas, serap ilmu perizinan agar mampu mengurus perizinan maupun jualan jasa perizinan